SELAMAT DATANG DI BLOG MATEMATIKA PAK EKO SMP 2 NGANJUK - JAWA TIMUR - INDONESIA
Blog ini sebagai sarana berbagi informasi dan pengetahuan dalam bidang pendidikan khususnya mata pelajaran matematika
KITA GURU MATEMATIKA,KITA ADALAH SAUDARA

21 Desember 2009

POS UJIAN NASIONAL 2010

Setelah diterbitkannya Permendiknas No. 84 Tahun 2009 tentang perubahan beberapa pasal pada Permendiknas No. 75 Tahun 2009, sekarang Prosedur Operasi Standar ( POS ) Ujian Nasional tahun pelajaran 2009/2010 sudah diterbitkan oleh Badan Standar Nasional Pendidiknan ( BSNP ).Secara detail tentang isi POS Ujian Nasional 2009/2010, silahkan diunduh di bawah ini :

1. POS UASBN SD/MI Tahun Pelajaran 2009/2010
2. POS UN SMP/MTs/SMPLB/SMALB DAN SMK Tahun Pelajaran 2009/2010
3. POS UN SMA/MA Tahun Pelajaran 2009/2010



Baca Selengkapnya......

Permendiknas nomor 84 tahun 2009

Pada Permendiknas Nomor 84 Tahun 2009 disebutkan beberapa perubahan pada Permendiknas Nomor 75 Tahun 2009 mengenai pelaksanaan Ujian Nasional 2009/2010.
Pasal I

Beberapa ketentuan dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 75 Tahun 2009 tentang Ujian Nasional Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah (SMP/MTs), Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa (SMPLB), Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah (SMA/MA), Sekolah Menengah Atas Luar Biasa (SMALB), dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Tahun Pelajaran 2009/2010 diubah menjadi sebagai berikut:
1. Ketentuan Pasal 5 ayat (3) diubah sehingga berbunyi sebagai berikut:
Pasal 5

(3) UN utama untuk SMP/MTs dan SMPLB dilaksanakan pada minggu keempat Maret 2010.
2. Ketentuan Pasal 10 diubah sehingga berbunyi sebagai berikut:
Pasal 10

(1) Penggandaan bahan UN SMA/MA dilakukan oleh perguruan tinggi sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
(2) Penggandaan bahan UN SMA/MA sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dilakukan oleh perguruan tinggi yang memiliki percetakan yang memenuhi persyaratan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
(3) Penggandaan bahan UN SMP/MTs, SMPLB, SMALB, dan SMK dilakukan oleh penyelenggara tingkat provinsi sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
(4) Prosedur penggandaan bahan UN sebagaimana tercantum pada ayat (1), ayat (2), dan ayat (3) diatur dalam POS UN.
3. Ketentuan Pasal 13 diubah sehingga berbunyi sebagai berikut:
Pasal 13

(1) BSNP memberikan sebagian wewenang kepada perguruan tinggi dalam:
a. pelaksanaan dan pengawasan UN SMA/MA;
b. tim pemantau independen (TPI) UN SMP/MTs, SMPLB, SMALB, dan SMK,
bekerja sama dengan Dinas Pendidikan Provinsi, Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota, Kantor Wilayah Departemen Agama, Kantor Departemen Agama Kabupaten/Kota, Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan, dan kepala sekolah/madrasah.
(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai sebagian wewenang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dalam POS UN.
4. Ketentuan Pasal 14 diubah sehingga berbunyi sebagai berikut:
Pasal 14

Peserta UN SMP/MTs, SMPLB, SMA/MA, SMALB, dan SMK mengikuti ujian di sekolah/madrasah penyelenggara UN sesuai ketentuan yang diatur dalam POS.
5. Ketentuan Pasal 15 diubah sehingga berbunyi sebagai berikut:
Pasal 15

(1) Pengawas ruang UN pada setiap sekolah/madrasah dilakukan oleh tim pengawas yang terdiri dari guru-guru yang mata pelajarannya sedang tidak diujikan.
(2) Pengawasan ruang UN diatur dengan sistem acak dalam satu kabupaten/kota.
(3) Guru yang mata pelajarannya sedang diujikan tidak diperbolehkan berada di lokasi sekolah/madrasah penyelenggara UN.
(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai pengawasan ruang UN diatur dalam POS UN.
6. Ketentuan pada Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 75 Tahun 2009 pada huruf B nomor 20, nomor 21, dan nomor 22 diubah sehingga berbunyi sebagaimana tercantum pada Lampiran Peraturan Menteri ini.silakan download di sini


Baca Selengkapnya......

24 November 2009

permendiknas nomor 75 tahun 2009

Dalam Peraturan ini yang dimaksud dengan:

  1. Ujian Nasional yang selanjutnya disebut UN adalah kegiatan pengukuran dan penilaian kompetensi peserta didik secara nasional pada jenjang pendidikan dasar dan menengah.
  2. UN utama adalah ujian nasional yang diselenggarakan bagi seluruh peserta ujian yang terdaftar sebagai peserta UN tahun pelajaran 2009/2010.
  3. UN susulan adalah ujian nasional yang diselenggarakan bagi peserta didik yang tidak dapat mengikuti UN utama karena alasan tertentu dan disertai bukti yang sah.
  4. BSNP adalah Badan Standar Nasional Pendidikan yang dibentuk berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.
  5. Kurikulum 1994 adalah kurikulum pendidikan dasar dan menengah yang sudah berlaku secara nasional sejak tahun pelajaran 1994/1995 berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 060/U/1993, Nomor 061/U/1993 Tahun 1993, Nomor 080/U/1993, Nomor 126/U/1993, dan Nomor 129/U/1993.
  6. Kurikulum 2004 adalah kurikulum pendidikan dasar dan menengah yang sudah diterapkan secara terbatas mulai tahun pelajaran 2001/2002 berdasarkan Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Nomor 399a/C.C2/Kep/DS/2004, Keputusan Direktur Pendidikan Menengah Umum Nomor 766a/C4/MN/2003, dan Nomor 1247a/C4/MN/2003.
  7. Standar Isi untuk satuan pendidikan dasar dan menengah yang selanjutnya disebut standar isi mencakup lingkup materi dan tingkat kompetensi minimal untuk mencapai kompetensi lulusan pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu sesuai dengan Peraturan Menteri Nomor 22 Tahun 2006.
  8. Standar Kompetensi Lulusan yang selanjutnya disebut SKL adalah standar kompetensi minimal yang harus dikuasai oleh peserta didik.
  9. Kisi-kisi soal UN adalah acuan dalam pengembangan dan perakitan soal ujian yang memuat SKL dan kemampuan yang diujikan.
  10. Prosedur operasi standar yang selanjutnya disebut POS adalah prosedur operasi standar yang berkaitan dengan teknis pelaksanaan ujian nasional yang ditetapkan oleh BSNP.

Selengkapnya silahkan download :
salinan-permendiknas-nomor-75-tahun-2009




Baca Selengkapnya......

04 November 2009

Belajar matematika itu membosankan???

Siapa yang belum pernah bosan belajar matematika?Tentu banyak diantara kita,yang pernah bosan.Coba ingat – ingat pada saat sedang merasa bosan!ketika kita sedang bosan belajar,mata terasa ngantuk,badan capek,pikiran pusing.Apa yang diterangkan oleh Bapak Ibu guru,seolah olah masuk telinga kiri keluar telinga kanan, hampir tak ada yang nyantol,tak ada yang membekas di memori kita.Ketika kita sedang merasa bosan pelajaran terasa lama sekali , bel tidak bunyi-bunyi untuk ganti pelajaran atau istirahat.Semuannya menjadi tidak menarik.Sebaliknya,apa yang terjadi pada saat engkau merasa tidak bosan,engkau merasa senang ,engkau gembira,engkau bergairah,engkau merasa tertarik.Waktu terasa cepat.mata tidak mengantuk,badan tidak pegel – pegel.Rasanya ingin melakukan sesuatu tanpa melihat lebih dulu sulit atau mudah.Coba bayangkan perasaanmu jika saat main PS.Wuah ,tentu sangat gembira,waktu yang sesungguhnya 1 jam terasa belum lama,pada saat engkau merasa tidak bosan ,engkau akan tampak ceria,gembira,senang,puas,indah dan sebagainya.
Bagaimana cara mengatasi rasa bosan dalam belajar matematika ?.
Langkah pertama adalah mengatasi sebab-sebabnya terlebih dahulu.Jika engkau merasa bosan belajar karena tadi pagi sebelum b erangkat ke sekolah telah dimarahi orang tua,maka cobalah berusaha setiap pagi tidak dimarahi orang tua.
Engkau tiba – tiba merasa bosan belajar matematika karena saat pelajaran matematika dimulai,engkau langsung menerima amarah bp/ibu guru,coba periksa semua tugas yang diberikan kepadamu ,sudah engkau kerjakan atau belum ,pekerjaanmu apakah sudah rapi?jika sudah coba usahakan suasana kelasmu bersih,rapi,tenang,ajaklah kawan – kawanmu juga.
Engkau bosan matematika karena tidak bisa memahami apa yang dijelaskan bapak/ibu guru?bila ini terjadi ,cobalah beranikan diri untuk bertanya,bapak/ibu guru akan senang hati menjawabnya.
Di rumah ,engkau sebaiknya mengulangi pelajaran itu lagi.Tetapi akan lebih baik jika engkau juga mengulangi kembali materi terdahulu yang engkau pelajari.Mulailah dari materi yang menurutmu paling mudah,kemudian makin lama makin meningkat ke yang lebih sulit.Tetapi jika gagal jangan putus asa,terus berusaha bertanya kepada siapa saja .Kalau di rumah tidak ada yang dapat membantu,pergilah ke rumah teman,atau guru,syukur kamu ikut bimbingan belajar atau les.
Selain bertanya kepada orang lain sebaiknya engkau juga membaca buku – buku yang membahas manfaat dari matematika,sejarah matematika,tokoh – tokoh ilmuwan matematika,agar engkau semakin menyukai matematika.
Ada baiknya,engkau juga perlu bermain,bermain ala matematika,bermain angka,tebak – tebak an,sulap matematika,matematika ilusi,matematika rekreasi dsb.Nah dengan bermain matematika engkau dapat bersenang - senang bersama matematika,engkau akan mempunyai teman baru yang bernama matematika.Kalau sudah berteman ,engkau tidak membencinya bukan?karena engkau tidak lagi benci ,maka engkau tidak akan bosan lagi belajar matematika.Tumbuh dan berkembanglah bersama matematika.



Baca Selengkapnya......

02 November 2009

Susahnya Jadi Guru Kreatif

Apa yang dikhawatirkan oleh Walser sekarang telah terbukti. Perkembangan masyarakat didominasi oleh mereka yang memiliki pemahaman, keterampilan, dan pengetahuan yang cukup tentang hal-hal tadi.

Siapa yang membantu anak didik memiliki segudang ”kemampuan” itu? Masyarakat akan menaruh harapan itu pada institusi sekolah. Hampir sebagian besar waktu anak dialaminya bersama sekolah. Dalam hal ini, guru adalah sosok yang mempunyai peran besar.Peran guru dan sekolah

Peran guru dan sekolah bagi anak didik bersifat unik. Unik karena mereka tidak bisa menggeneralisasi kebutuhan anak didik dalam cara, bentuk, dan ukuran yang sama. Idealnya sebuah sekolah, menurut Stoll (1996), mampu memberikan pelayanan optimal kepada anak didiknya. Ia juga diharapkan dapat menjamin bahwa setiap peserta didik mampu mencapai standar optimal yang bisa mereka raih.

Sekolah pun bertanggung jawab agar seluruh aspek dalam diri peserta didik, baik terkait hal akademik maupun di luar akademik, agar berkembang secara penuh, dan itu hanya mungkin terjadi jika sekolah terus-menerus menciptakan lingkungan belajar yang kondusif bagi setiap anak didiknya.

Tantangan pengajaran dan pembelajaran saat ini, kata guru Matematika, telah berubah 180 derajat. Perkembangan teknologi informasi, perubahan struktur masyarakat, dan maju pesatnya pengetahuan, serta munculnya teori pembelajaran baru telah mengubah hal yang esensi dari tugas pokok seorang guru.

Ia bukan lagi ”aktor” di kelas, dengan kekuasaannya dan pengetahuannya, yang mengatur apa pun yang terjadi di kelas. Guru bukan lagi ”sumur kang lumaku tinimba”, sumber dan mata air satu-satunya dalam pembelajaran di kelas. Sekarang, justru siswa yang menjadi pusat pembelajaran. Peran guru lebih menjadi fasilitator bukan orator, yang hanya bisa memerintah anak didiknya melakukan ini atau itu. Ia juga lebih menjadi motivator dan bukan eksekutor.

Setiap anak memiliki beragam kekhasan dan keunikan. Dalam belajar, ia menggunakan dari yang visual, audio, sampai kinestetik. Gardner juga mengingatkan adanya multikecerdasan pada setiap anak mulai bersifat logis-matematis, linguistik, musik, sampai intrapersonal.

Kita mengetahui pula taksonomi Bloom, dengan enam fase akusisi pengetahuannya. Kohlberg dengan tahapan perkembangan moralnya. Perkembangan usia pada diri anak sejak usia taman bermain sampai dewasa ternyata memiliki karakteristik perkembangan sosial, moral, emosional, dan kognitif yang harus disadari guru.

Semua itu tentu saja menuntut sebuah peran baru, unik, tetapi juga tidak ”gampang” dari seorang guru. Ia mengandaikan seorang guru yang ”khas”, guru memahami konteks luas itu, terampil dan kreatif dalam pendekatan mengajar, mampu memahami dan memfasilitasi keberbedaan pada diri tiap anak.

Peran itu tidak akan mungkin dijalankan seorang guru ketika mereka sendiri tidak mau menyiapkan diri, belajar terus-menerus, dan mengembangkan diri ke arah tersebut. Seorang guru, dengan peran yang berbeda dibandingkan masa lampau, tetaplah ia memiliki pengaruh yang demikian besar bagi anak didik.

Guru adalah seorang pembelajar. Sebagai pembelajar, guru memiliki karakteristik belajar yang berbeda dibandingkan seorang anak. Ia adalah pembelajar yang dewasa(adult learner). Karakteristik belajarnya bersifat khas, misalnya, seorang guru mempunyai cara belajar mandiri, mereka senantiasa memanfaatkan atau mengaitkan dengan pengetahuan atau pemahaman yang mereka miliki sebelumnya.

Mereka belajar secara kontekstual, senantiasa harus menemukan kaitan yang dipelajari dengan situasi nyata dalam hidupnya. Model pembelajaran sifatnya pemecahan masalah(problem solving) lebih menarik dibandingkan yang teoretikal sifatnya. Seorang guru selalu fokus dengan tujuan(goal) daripada sekadar rutinitas yang tidak jelas arahnya.

Ia lebih tergerak oleh pendekatan atau cara pengajaran daripada sekadar isi yang diajarkan. Ia lebih tersentuh ketika disapa secara pribadi dan dihargai. Ia ingin kemanusiaan, kedewasaan, dan pengalamannya disentuh dan diperhatikan.

Suasana interaktif, berbagi pengalaman, dan apresiasi yang sifatnya positif akan lebih membuat mereka termotivasi dan lebih terbuka pada hal yang baru.

Ruang-ruang kreatif

Dalam pandangan saya setidaknya ada dua ruang yang dapat membuat guru mampu berkembang menjadi pribadi kreatif. Ruang itu bersifat internal (dalam dirinya sendiri), dan kedua sifatnya eksternal (lingkungan sekitarnya).

Dalam dirinya harus tertanam, dalam istilah Fullan (1993), jiwa inquiry. Ini merupakan proses tanpa henti dan berlangsung sepanjang hayat. Kegiatan paling esensial seorang guru yang berjiwa inquiry adalah bertanya, termasuk sejauh mana pengajarannya relevan atau tidak dengan kebutuhan anak didiknya.

Kebiasaannya untuk ”mempersoalkan dan menguji beragam hal” dilakukannya dalam beragam aktivitas pribadi seperti praktik reflektif, jurnal pribadi, penelitian tindakan, bekerja di bawah pengawasan, dan kerja sama dengan sejawat.

Faktor eksternal, tidak lain adalah lingkungan sekolah itu sendiri. Serangkaian penataran, seminar, pelatihan, atau kegiatan pengembangan edukatif bagi guru mempunyai tujuan yang menjulang tinggi dan mulia, tetapi acap kali kurang mengakomodasi beragam kepentingan dan cara belajar guru.

Yang terjadi, kegiatan itu menjadi semacam penataran P-4, pada Orde Baru, tetapi tanpa pernah mengubah apa pun. Ia kurang memfasilitasi apa yang menjadi ketertarikan(interest), kesiapan(readiness), dan karakteristik belajar guru(learning style) yang berbeda.

Beragam pembinaan lebih terkesan formalitas, proyek semata dan sekadar menghabiskan anggaran. Kegiatan yang seharusnya 6 hari dipadatkan menjadi 3 hari dengan uang saku sama jumlahnya. Hasilnya, guru merasa bosan, digurui, menolak, pesimistis, dan akhirnya justru menjadi tidak termotivasi belajar karena merasa menjadi obyek belaka.

Semua itu menjadi lengkap tatkala mereka tidak mengalami bentuk-bentuk kegiatan pendampingan di sekolah.

Guru kembali dalam tradisi lama pengajarannya bersama anak didiknya. Perubahan guru lebih bersifat artifisial, misalnya berapa jumlah sertifikat yang dimiliki guru itu daripada yang sifatnya incremental, yakni perubahan ”kebiasaan” yang dilakukan guru dalam meningkatkan efektivitas pembelajarannya.

Maka, peran pimpinan sekolah yang diharapkan adalah, bagaimana menciptakan lingkungan dan suasana agar dapat saling berbagi dan ”menularkan” pemahaman, pengetahuan, serta keterampilan guru kepada rekan lain. Dalam proses interaktif tersebut akan terjadi proses pemurnian pemahaman dan disekuilibrium atas pengetahuan yang dimilikinya.

Belajar melalui mengajar atau berbagi pengetahuan dengan rekan sesama guru, misalnya, selain meningkatkan pemahaman dan keterampilannya sendiri akan membuat apa yang dipelajarinya itu menjadi lebih mengendap, aktual, dan hidup. Proses guru mengadopsi pengetahuan tidak berhenti pada tataran akusisi belaka, tetapi masuk ranah internalisasi dan aktualisasi yang terjadi melalui proses interaktif yang terjadi bersama rekan guru lainnya.

Kreativitas mengandaikan proses berpikir tidak linier atau lateral dalam melihat sebuah kebenaran. Perbedaan cara pandang dan ketidaksepakatan harus dihargai dan dihormati. Tidak anggota komunitas pembelajar sekolah, jatuh dalam tafsir seperti ketidaksopanan, keanehan, inkonsistensi, dan ketidakseragaman dalam memandang perubahan dan kreativitas yang dilakukan gurunya.

Guru kreatif terkadang mengajar dalam bingkai eksplorasi dan ketidakjelasan. Ia lebih mencari esensialitas daripada rutinitas atas apa yang dipelajari bersama siswa. Ia akan tersenyum manakala siswa bertanya, ”Pak saya menemukan hal berbeda, tidak seperti yang bapak katakan atau teman saya temukan, mengapa?”

Penulis:

T. Gunawan Wibowo, Guru SMA Kanisius, Sedang Belajar Program Studi Instruksional Leadership, Loyola University Chicago.


Baca Selengkapnya......

30 Oktober 2009

Belajar Matematika....Siapa Takut

Belajar matematika sangat menyenangkan, karena dibalik apa yang kita merasa sulit, matematika menghadirkan keajaiban dalam perhitungan. Ada banyak sekali perhitungan asyik dalam matematika. Beberapa diantaranya dapat disimak dalam uraian di bawah ini.Yok, simak bersama!Perkalian dengan bilangan sebelas. Ada cara ajaib dalam mengalikan suatu bilangan dengan bilangan sebelas. Misalnya kita akan mengalikan 63 dengan 11, maka 63 x 11 adalah ....
6 3 x 11 = 6 (6+3) 3 = 693



2431 x 11 =
2 . . .4 . . . 3 . . . 1 = 2(2+4) (4+3) (3+1) 1

= 2 6 7 4 1






2. Pengkuadratan bilangan dengan akhir lima. Ada cara ajaib dalam mengkuadratkan suatu bilangan dengan akhir lima. Kamu pasti sudah mengetahui bahwa 5 kuadrat = 5x5, jadi 5 kuadrat = 25. Bagaimana dengan 25 kuadrat , 35 kuadrat, atau 65 kuadrat ? Cara ajaibnya adalah:
25 kuadrat = 2 x(2+1) ... 25 = 6 25

Untuk mengkuadratkan 25, ambilah angka yang pertama, yaitu 2, dan kalikan dengan bilangan itu sendiri setelah menambahkan 1 yaitu, 3.
Tulis hasil diatas dengan dan simpan 25 dibelakangnya untuk memperoleh hasil yang benar.


35 kuadrat = 3 x (3+1) ... 25 = 12 25

Untuk mengkuadratkan 35, ambilah angka yang pertama, yaitu 3, dan kalikan dengan bilangan itu sendiri setelah menambahkan 1 yaitu,4.
Tulis hasil diatas dengan dan simpan 25 dibelakangnya untuk memperoleh hasil yang benar.

65 kuadrat = 6 x (6+1) ... 25 = 42 25


Untuk mengkuadratkan 65, ambilah angka yang pertama, yaitu6, dan kalikan dengan bilangan itu sendiri setelah menambahkan 1 yaitu,7.
Tulis hasil diatas dengan dan simpan 25 dibelakangnya untuk memperoleh hasil yang benar.



3. Selisih dua kuadrat. Bila ada dua bilangan kuadrat diselisihkan, maka cara ajaibnya adalah kedua bilangan tersebut ditambahkan, dikalikan hasil pengurangan kedua bilangan tersebut. Misal ingin diketahui hasil dari 25 kuadrat - 24 kuadrat maka cara ajaibnya adalah:

25 kuadrat - 24 kuadrat = (25+24)x(25-24)
= 49 x 1
= 49


4. Berhitung dengan lima. Membagi ataupun mengalikan dengan dengan menggunakan bilangan 5 bisa dibuat menjadi lebih mudah dan cepat jika kamu mengenali bahwa 5 memliki hubungan dengan bilangan 10. Bila kita ingin mengalikan 46828 x 5 cara ajaibnya adalah membagi semua angka dengan 2, kemudian meletakkan angka 0 dibelakangnya apabila akhir bilangan yang dikalikan 5 tersebut bilangan genap.
4 6 8 2 8 x 5 = ...
4:2 6:2 8:2 2:2 8:2 = 2 3 4 1 4 0
2 3 4 1 4
Bila kita ingin mengalikan 86849 x 5 cara ajaibnya adalah membagi semua angka dengan 2, kemudian meletakkan angka5 dibelakangnya apabila akhir bilangan yang dikalikan 5 tersebut bilangan ganjil.

8 6 8 4 9 x 5 = ...
8:2 6:2 8:2 4:2 9:2 = 4 3 4 2 4 5
4 3 4 2 4 sisa 1

5. Mengalikan dengan bilangan 25. Mengalikan suatu bilangan dengan 25 dapat dilakukan dengan cara membagi bilangan tersebut dengan 4, bila tepat habis tinggal ditambah angka nol nol dibelakangnya. Misala 28 x 25 maka hasilnya adalah 28 dibagi 4 adalah 7, sehingga 28 x 25 = 700. Contoh lain 32 x 25 cara mengerjakannya 32 dibagi 4 hasilnya 8, sehingga 32 x 25 adalah 800. Bila bilangan yang dikalikan 25 tersebut dibagi 4 sisa 1, maka hasil pembagiannya diberi 25, bila sisa 2 diberi 50, bila sisa 3 diberi 75. Contohnya bila 33 x 25, maka hasilnya 825, karena 33 dibagi 4 adalah 8 sisa 1, sehingga 32 x 25 = 825.




Baca Selengkapnya......

24 Oktober 2009

Diklat di Kampus Sanggrahan

Mulanya ada perasaan ragu,malas,takut,nggak enak,rada - rada stress gitu mau berangkat ke Sawahan ,mau cek in di Hotel Karya Wisata di Sanggrahan - Sawahan,berkal -kali undangan dan persyaratan kami baca ,kami persiapkan takut ada yang kelewatan,mulai foto,surat keterangan dokter,surat tugas,pakaian dan perlengkapannya,dsb .Saat tiba di lokasi kami masih wait and see,menunggu siapa teman - teman kami,siapa instruktur kami,siapa panitia yang melayani kami,bagaimana sikap teman kami se kamar dll.Yang juga masih remeng - remeng adalah materi apa yang akan disampaikan oleh sang Widyaiswara,para master dan profesor dari Unesa nanti,karena kalau hanya diklat matematika, itu materinya masih sangat luas sehingga kami belum bisa fokus dan masih meraba - raba materi,jadi buku -buku yang kami persiapkan ya asal ambil,walaupun di benak kami ada segudang pertanyaan dan keinginan yang mau aku dapatkan dalam diklat ini.
Mulai pengarahan pertama ,suasana masih terasa kaku,karena diantara kami belum banyak yang saling mengenal,untuk memilih petugas upacara pun asal - asalan,dilatih berkali -kali masih saja keliru namun di benak kami ada kesungguhan,sehingga tak ada yang sulit kalau mau belajar dan berlatih,hari berikutnya keadaan sudah mulai cair ,sudah mulai tanya-tanya ,basa-basi atau sekedar menghilangkan kekakuan,lama - lama kami semakin akrab.
Setelah berjalan 1 minggu kami sudah semakin akrab dengan teman -teman diklat ,ada perasaan senasib,kami seperti keluarga,berkumpul,berkelompok,bekerja menyelesaikan tugas bersama,juga tak segan - segan saling gojlok -gojlok an di sela sela padatnya materi diklat ,serasa dua minggu diklat masih kuarang,demikian juga dengan para panitia dari BKD kami juga merasa akrab tidak kaku,kami tak segan - segan memberi masukan kalau ada hal - hal yang perlu kami sampaikan.Lebih seru lagi dengan para dosen kami sering adu argumentasi,sering diskusi,serasa waktu terlalu cepat kalau untuk diskusi,tapi kami sangat ngantuk jika hanya mendengarkan ceramah yang kami sudah paham apa yang di sampaikan.Banyak tambahan ilmu yang kami peroleh,namun kami masih kurang banyak materi tentang media pembelajaran (praktek komputer) juga yang kami tunggu - tunggu dan kami harapkan materi olimpiade matematika tidak muncul,padahal ini seirama dengan apa yang diinginkan BapakBupati yaitu Nganjuk bisa bicara di olimpiade demi kejayaan Nganjuk. mudah-mudahan dilain waktu ada diklat khusus media pembelajaran dan olimpiade matematika,terimakasih bapak ibu Widyaiswara,terimakasih Panitia,thanks teman-teman,sampai jumpa di lain kesempatan.



Baca Selengkapnya......

11 Oktober 2009

02 September 2009

Analisis SI dan SKL Matematika SMP

Penulis: Sri Wardhani
Tujuan pengajaran matematika di sekolah dapat dicapai dengan baik bila setiap unsur yang berkait dengan pengelolaan pembelajaran matematika di sekolah memahami makna dari SI dan SKL mata pelajaran matematika dalam kaitan dengan tujuan mata pelajaran matematika tersebut.Guru matematika Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs) adalah ujung tombak dalam keberhasilan siswa mempelajari matematika di SMP/MTs. Oleh karena itu guru matematika SMP/MTs perlu
melakukan analisis terhadap SI dan SKL mata pelajaran matematika yang dihubungkan dengan tujuan mata pelajaran matematika yang akan dicapai. Hal itu dimaksudkan agar arah pembelajaran tidak menyimpang dari tujuan

Paket tulisan ini disusun dalam rangka memfasilitasi:
1. MGMP Matematika SMP agar dapat meningkatkan kompetensi anggotanya dalam mengelola pembelajaran matematika yang sesuai dengan standar nasional pendidikan;
2. Guru matematika SMP/MTs agar dapat menganalisis Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) pada SI mata pelajaran matematika SMP/MTs yang dihubungkan dengan tujuan mata pelajaran matematika yang hendak dicapai.

Download ebook Analisis SI-SKL Matematika SMP Untuk Optimalisasi Tujuan

Mohon masukan dan saran perbaikan paket fasilitasi KKG MGMP Matematika ini. Silahkan mengirim komentar di form di bawah ini.

Paket modul ini dapat disebarluaskan untuk kepentingan non-komersial dengan mencantumkan sumber asli p4tkmatematika.com


Baca Selengkapnya......

Mengenali Kesulitan Belajar

Mengenali Kesulitan belajar
Kesulitan Belajar
Kesulitan Belajar atau “Learning Disabilities, LD” adalah hambatan / gangguan belajar pada anak dan remaja yang ditandai oleh adanya kesenjangan yang signifikan antara taraf intelegensi dan kemampuan akademik yang seharusnyadicapai. Hal ini disebabkan oleh gangguan di dalam sistem saraf pusat otak (gangguan neurobiologis) yang dapat menimbulkan gangguan perkembangan seperti gangguan perkembangan bicara, membaca, [...]
Artikel von kkn_uny
kkn_uny’s Webseite
Kesulitan Belajar

kesulitan dalam belajar
Kesulitan Belajar atau “Learning Disabilities, LD” adalah hambatan / gangguan belajar pada anak dan remaja yang ditandai oleh adanya kesenjangan yang signifikan antara taraf intelegensi dan kemampuan akademik yang seharusnyadicapai. Hal ini disebabkan oleh gangguan di dalam sistem saraf pusat otak (gangguan neurobiologis) yang dapat menimbulkan gangguan perkembangan seperti gangguan perkembangan bicara, membaca, menulis, pemahaman, dan berhitung. Bila tidak ditangani dengan baik dan benar akan menimbulkan berbagaibentuk gangguan emosional (psikiatrik) yang akan berdampak buruk bagi perkembangan kualitas hidupnya di kemudian hari. Kepekaan orangtua,guru di sekolah serta orang-orang di sekitarnya sangat membantu dalammendeteksinya, sehingga anak dapat memperoleh penanganan dari tenagaprofesional sedini dan seoptimal mungkin, sebelum menjadi terlambat.Kesulitan Belajar kadang-kadang tidak terdeteksi dan tidak dapat terlihatsecara langsung. Setiap individu yang memiliki kesulitan belajar sangatlahunik. Seperti misalnya, seorang anak “dyslexia”, yang sulit membaca,menulis dan mengeja, tetapi sangat pandai dalam matematika.Pada umumnya, individu dengan kesulitan belajar memiliki intelegensir ata-rata bahkan diatas rata-rata. Seseorang terlihat “normal” dan tampaksangat cerdas tetapi sebaliknya ia mengalami hambatan dan menunjukkantingkat kemampuan yang tidak semestinya dicapai dibandingkan denganyg seusia dengannya. Walau demikian, individu dengan kesulitan belajarbisa sukses di sekolah, di dunia kerja, dalam hubungan antar-individu,dan di dalam masyarakat bila disertai dengan dukungan dan perhatian yang tepat.
Deteksi Dini Kesulitan Belajar Tanda-tanda Kesulitan Belajar sangat bervariasi dan tergantung pada usia anak.Pada
Usia Pra-Sekolah:
- Keterlambatan berbicara jika dibandingkan dengan anak seusianya
- Adanya kesulitan dalam pengucapan kata
- Kemampuan penguasaan jumlah kata yang minim
- Seringkali tidak mampu menemukan kata yang sesuai untuk suatu kalimat
- Kesulitan untuk mempelajari dan mengenali angka, huruf dan nama-nama hari
- Mengalami kesulitan dalam menghubung-hubungkan kata dalam suatu kalimat
- Kegelisahan yang sangat ekstrim dan mudah teralih perhatiannya
- Kesulitan berinteraksi dengan anak seusianya
- Menunjukkan kesulitan dalam mengikuti suatu petunjuk atau rutinitas tertentu
- Menghindari pekerjaan tertentu seperti menggunting dan menggambar
Daya ingatnya (relatif) kurang baik
- Sering melakukan kesalahan yang konsisten dalam mengeja dan membaca.
Misalnya huruf d dibaca b, huruf w dibaca m. (buku dibaca duku)
- Lambat untuk mempelajari hubungan antara huruf dengan bunyi pengucapannya
- Bingung dengan operasionalisasi tanda-tanda dalam pelajaran matemetika, misalnya tidak dapat membedakan
antara tanda ñ (minus) dengan +(plus) , tanda + (plus) dengan x (kali), dan lain-lain.
- Sulit dalam mempelajari keterampilan baru, terutama yang membutuhkan kemampuan daya ingat
- Sangat aktif dan tidak mampu menyelesaikan satu tugas atau kegiatan tertentu dengan tuntas
- Impulsif (bertindak sebelum berpikir)
- Sulit konsentrasi atau pehatiannya mudah teralih
- Sering melakukan pelanggaran baik di sekolah atau di rumah
- Tidak bertanggung jawab terhadap kewajibannya
- Tidak mampu merencanakan kegiatan sehari-harinya
- Problem emosional seperti mengasingkan diri, pemurung, mudah tersinggung atau acuh terhadap lingkungannya
- Menolak bersekolah
- Mengalami kesulitan dalam mengikuti petunjuk atau rutinitas tertentu
- Ketidakstabilan dalam menggenggam pensil/pen
- Kesulitan dalam mempelajari pengertian tentang hari dan waktu Pada Usia Remaja dan Dewasa:
- Membuat kesalahan dalam mengeja berlanjut hingga dewasa
- Sering menghindar dari tugas membaca dan menulis
- Kesulitan dalam menyimpulkan suatu bacaan
- Kesulitan menjawab suatu pertanyaan yang membutuhkan penjelasan lisan dan/atau tulisan
- Kemampuan daya ingat lemah
- Kesulitan dalam menyerap konsep yang abstrak
- Bekerja lamban
- Bisa kurang perhatian pada hal-hal yang rinci atau bisa juga terlalu fokus kepada hal-hal yang rinci
- Bisa salah dalam membaca informasi
Tags: mengenail kesulitan belajar, psikologi pembelajaran



Baca Selengkapnya......

20 Juli 2009

TIGA GAYA BELAJAR

MENGENAL TIGA GAYA BELAJAR
Setiap orang ditakdirkan berbeda, tak terkecuali dalam bagaimana seseorang belajar. Setiap individu memiliki gaya belajar yang berlainan. Bagi seorang guru, sangat penting mengetahui gaya belajar siswanya sehingga cara mengajarnya dapat mencapai hasil yang lebih maksimal dengan menyesuaikan gaya belajar siswa-nya.
Seringkali guru salah menilai jika ada siswa yang tidak bisa duduk diam dan tenang. Seringkali malah siswa tersebut dianggap nakal. Bisa saja siswa bertingkah seperti itu karena guru memberikan cara pengajaran yang tidak sesuai dengan gaya belajar siswa tersebut sehingga dia susah memahami pelajaran dan menjadi bosan.
Menurut penelitian, ada banyak kategori gaya belajar siswa. Namun, gaya belajar yang banyak dibicarakan dan akan sedikit dibahas disini ada tiga yaitu; visual/spatial, auditori/aural dan kinestetik/physical.

1. Gaya Visual/Spatial
Pembelajar gaya visual, lebih suka menggunakan foto, membuat gambar, bermain warna, dan peta untuk menyampaikan informasi dan berkomunikasi dengan orang lain. Dia suka membaca, suka menulis, suka mencoret-coret kertas, lebih menyukai membaca cerita dibandingkan mendengar cerita, cepat dalam melakukan penjumlahan atau perkalian, pintar dalam mengeja kata, dan sering mencatat segala yang diperintahkan.
Pembelajar tipe ini dapat dengan mudah memvisualisasikan benda, rencana dan hasil pikiran mata. Juga memiliki kemampuan yang baik tentang tata ruang sehingga mudah memahami peta.
Untuk mengajar pembelajar visual, gunakan foto, gambar, warna dan media visual lainnya untuk membantu belajar. Pakai alat tulis (spidol, kapur dll) minimal empat warna.
Banyak menggunakan “kata visual” dalam ungkapan. Contohnya: lihat, gambar, perspektif, visual, dan peta.
Gunakan peta pikiran (mind map) untuk memberikan penjelasan atau membuat catatan. Gunakan diagram sistem membantu memvisualisasikan hubungan antara bagian-bagian dari sistem.
Pakailah teknik bercerita tertentu dapat membantu pembelajar tipe ini untuk menghafal materi yang tidak mudah untuk “dilihat”.
Beberapa profesi yang sebagian besar menggunakan gaya visual adalah seni visual, arsitektur, fotografi, video atau film, desain, perencanaan (khususnya yang strategis), dan navigasi.

2. Gaya Auditori/Aural
Pembelajar tipe ini suka belajar atau bekerja dengan suara dan musik. Memiliki sensitifitas dalam nada dan ritme. Biasanya bisa bernyanyi, memainkan alat musik, atau mengenali suara dari berbagai instrumen. Musik tertentu memiliki pengaruh kuat ke emosinya.
Untuk pembelajar dengan gaya belajar auditori gunakan banyak suara, irama dan musik. Bacakan materi menggunakan suara yang keras, membuat sesi tanya jawab, berdiskusi, sambil mendengarkan musik ataupun bekerja secara kelompok
Gunakan mnemonic (jembatan keledai) dengan ritme menarik atau jingle lagu untuk menghafalkan sesuatu.
Perlu pemanfaatan konten yang menggunakan suara dalam asosiasi dan visualisasi. Misalnya suara binatang ketika belajar mengenai biologi, suara mesin ketika belajar kecepatan di fisika dll.

3. Gaya Kinestetik/Physical
Gaya Belajar ini lebih banyak belajar melalui melakukan sesuatu secara langsung (bergerak, bekerja dan menyentuh)
Siswa yang memiliki gaya belajar ini mengharuskan individu yang bersangkutan melakukan suatu aksi yang memberikan informasi tertentu agar ia bisa mengingat atau memahami sesuatu.
Pembelajar kinestetik tak tahan duduk berlama-lama mendengarkan pelajaran dan merasa bisa belajar lebih baik jika prosesnya disertai kegiatan fisik. Kelebihannya, mereka memiliki kemampuan mengkoordinasikan sebuah tim disamping kemampuan mengendalikan gerak tubuh (athletic ability). Tak jarang, siswa yang cenderung memiliki karakter ini lebih mudah menyerap dan memahami informasi dengan cara menjiplak gambar atau kata untuk kemudian belajar mengucapkannya atau memahami fakta.
Pembelajar karakteristik ini dianjurkan untuk belajar melalui pengalaman dengan menggunakan berbagai model peraga, seperti bekerja di lab atau belajar di alam atau sambil bermain. Perlu juga secara berkala mengalokasikan waktu untuk sejenak beristirahat di tengah waktu belajarnya.
Usahakan membuat sesi pembelajaran yang melibatkan kegiatan fisik seperti drama, membaca puisi, atau permainan sederhana.


Ilustrasi Gaya Belajar dari iqmatrix.com
Sumber:
• Bobbi DePorter, Mike Hernacki: Quantum Learning
• learning-styles-online.com
• tribunjabar.co.id
• imtelkom.ac.id

Baca Selengkapnya......

10 Juli 2009

Pak Eko lagi fitness

Baca Selengkapnya......

23 Juni 2009

HAKIKAT MATEMATIKA

Matematika adalah sebuah ilmu yang sangat berperan dalam kehidupan dan peradapan manusia,matematika sebagai raja sekaligus sebagai pelayan .Sebagai raja karena semua ilmu pengetahuan mengikuti apa yang dikehendaki oleh alur matematika untuk bisa berjalan,sebagai pelayan karena matematika melayani ilmu-ilmu yang lain untuk bisa digunakan dan diterapkan.Lihatlah jika dunia tidak mengenal matematika maka tidak ada kehidupan,tidak ada pengetahuan , Bravo matematika

Baca Selengkapnya......

gambar diklat pemandu mat

gambar bareng instruktur komputer

Baca Selengkapnya......

DIKLAT PEMANDU MATEMATIKA

EKO HADI PURNOMO,S.Pd

Baca Selengkapnya......